Metode untuk penilaian kondisi terumbu karang sangat banyak. Semua metode memiliki kelebihan dan kekurangannya. Agar seragam maka metode yang akan digunakan dan bisa divalidasi ulang adalah menggunakan metode transek foto bawah air / Underwater Photo Transect (UPT).
Seiring dengan perkembangan teknologi, metode penilaian kondisi terumbu karang terus mengalami penyesuaian. Beberapa metode yang jamak dilakukan mulai dari yang cukup sederhana seperti Rapid Reef Asessment dan Manta Tow sampai metode yang menuntut kualifikasi penyelaman dan penggunaan SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus) semisal LIT (Line Intersect Transect).
Gambar 1. Metode survey manta tow
Berbagai metode tentu memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pemilihan metode tidak saja tergantung dari tujuan, output dari kegiatan tapi juga biaya dan kemampuan personil.
Sejak beberapa tahun ini, Pusat Penelitian Oseanography LIPI—yang berkompeten dalam melakukan standarisasi metode monitoring karang di Indonesia mengadopsi metode yang disebut UPT (Underwater Photo Transect). Sepintas metode ini hampir sama dengan LIT-peralatan dan bahan untuk survey hanya saja UPT memanfaatkan perkembangan teknologi kamera digital dan piranti lunak computer.
Observer tidak perlu berlama-lama dalam air namun cukup melakukan pemotretan pada karang sepanjang transek lalu melakukan analisa data kuantitatif reefs life form dengan bantuan software CPCe (Coral Point Count With Excel extensions) yang dikembangkan oleh NCRI (National Coral Reef Institute) yang berbasis di Florida Amerika Serikat.
Gambar 2. Alat dan bahan survey UPT
Pada metode UPT diperlukan minimal kualifikasi selam A2. Kemampuan melakukan foto bawah air yang stabil dan baik sangat menunjang. Selain itu, manajemen data photo hasil pengamatan sangat penting diperhatikan. Hal ini tentu saja terkait dengan kemudahan dalam analisis hasil pengamatan.
PENGAMBILAN DATA LAPANGAN
1. Gunakan GPS untuk menuju lokasi pengamatan ;
- Jika lokasi baru : catat koordinatnya.
- Jika lokasi lama : pastikan koordinat posisi transek sama dengan pengamatan yang tercatat
sebelumnya
2. Untuk manajemen foto (batas awal foto)
Tulis nama stasiun di alas tulis & foto
- Stasiun Baru :
o Meletakkan roll meter sepanjang 50 meter sejajar garis pantai pada kedalaman 6-7 meter sebagai garis transek;
o Memasang tali nilon sebagai tanda garis transek
- Stasiun lama :
o Mencari titik awal transek yang ditandai oleh adanya patok besi sebanyak 2 buah dan
pelampung yang diikat pada patok/substrat di dekatnya.
o Meletakkan roll meter sepanjang 50 meter sejajar garis pantai.
o Mengganti patok/pelampung/tali nilon jika dianggap perlu.
4. Setelah tanda titik awal transek ditentukan à pasang sosis untuk isyarat kepada penyelam lain titik
nol transek
5. Tulis di slate / papan sabak nama stasiun penelitian yang akan dimulai pengambilan data
lapangannya, lalu foto.
6. Ambil foto tampak daratan di setiap stasiun penelitian sebelum menyelam.
7. Pengambilan data di bawah air mulai dilakukan dengan pemotretan/pengambilan video untuk
kondisi habitat sekitar garis transek untuk mendapatkan gambaran umum / deskripsi dasar perairan
di sekitar garis transek.
8. Mulai dari meter ke-1, lakukan pemotretan dengan interval jarak 1 meter di sepanjang garis
transek; pemotretan dimulai dari meter ke-1 hingga meter ke-50
9. Pemotretan dilakukan tegak lurus substrat (jarak 60 cm) hingga luas bidang pemotretan 2552 cm2,
jika menggunakan frame sebagai alat bantu berukuran 58 x 44 cm2
10. Pengambilan data dilakukan dengan cara memotret seluas ukuran frame. Usahakan frame sedekat
mungkin dengan batas luar foto.
11. Pengambilan foto :
- Frame 1 (foto pada meter ke-1) pada bagian sebelah kiri garis transek (bagian yang lebih dekat
dengan daratan), dan juga frame bernomoer ganjil.
- Frame 2 (foto pada meter ke-2) pada bagian sebelah kanan garis transek (bagian yang lebih jauh
12. Lakukan pemotretan dengan zoom untuk biota yang dirasa nantinya akan sulit untuk
diidentifikasi saat analisis data (sebagai foto bantu). Tapi jangan lupa untuk tetap memotret frame
transeknya secara full.
13. Pengambilan data dengan pemotretan selesai pada meter ke 50, kemudian kembali ke perahu
Sumber :
Materi diambil dari Pelatihan TOT Critic-Coremap CTI LIPI
Di Makassar tanggal 24 – 26 Maret 2015